POPULASI, KOMUNTAS, JARING MAKANAN,
DAN DAUR BIOGEOKIMIA
DAN DAUR BIOGEOKIMIA
A.
POPULASI
1. Konsep
populasi
Kata populasi berasal dan bahasa
Latin, yaitu populus yang berarti rakyat atau penduduk (Irwan, 1992). Dalam
ilmu ekologi, yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang
sejenis atau sama spesiesnya (Irwan, 1992; Heddy, Soemitro, dan Soekartomo,
1986; Odum, 1993).
Menurut
Resosoedarmo dkk. (1986), populasi merupakan kelompok organisme sejenis yang
hidup dan berbiak pada suatu daerah tertentu, misalnya populasi manusia di
Jakarta pada tahun 2002, populasi gajah di Taman Nasional Way Kambas pada tahun
2002, populasi badak di Ujungkulon pada tahun 2000, populasi pohon jati di
perkebunan Purwakarta pada tahun 1991. Di dalam menyebut suatu populasi harus
dilakukan dengan cara menyebut batas waktu dan tempatnya. Jadi dapat dikatakan
bahwa populasi adalah kumpulan organisme yang berasal dari spesies yang sama
dan hidup di wilayah geografis yang sama pada waktu tertentu.
2. Karakteristik
Populasi
a. Laju
perkembangan populasi
Laju perkembangan populasi ditandai
dengan adanya perubahan jumlah populasi disetiap waktu. Perubahan ini biasanya
dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan migrasi. Model eksponensial
merupakan model pertumbuhan yang sangat sederhana. Pada model ini individu
berkembang tidak dibatasi oleh lingkungan seperti kompetisi dan keterbatasan
akan suplai makanan. Laju perubahan populasi dapat dihitung jika banyaknya
kelahiran, kematian dan migrasi diketahui. Jeda waktu untuk populasi merespon
terhadap perubahan dalam ketersediaan sumberdaya dapat mempengaruhi laju
tercapainya keseimbangan pada daya dukung. Dengan berkurangnya sumber daya,
laju pertumbuhan populasi akan menurun dan akhirnya berhenti; pola ini disebut
sebagai pola pertumbuhan logistik.
b. Natalitas
(kelahiran)
Natalitas merupakan kemampuan suatu
populasi untuk menambah jumlah anggotanya secara inheren/besar. Laju natalitas
adalah sama dengan laju kelahiran dalam terminology ilmu kependudukan (demography).
Natalitas maksimum adalah penambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi
ideal (tidak ada faktor eksternal yang membatasi). Sedangkan natalitas ekologi
adalah pertambahan jumlah anggota populasi dalam kondisi alam senyatanya.
c. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah
kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala
besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per
tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual
yang memiliki penyakit selama periode waktu tertentu
d. Kepadatan/kerapatan
populasi
Kepadatan adalah ukuran besarnya
populasi dalam satuan ruang atau volume, yang pada umumnya ukuran besarnya
populasi digambarkan dengan cacah individu, atau biomas populasi per satuan
ruang atau volume. Dalam penentuan kepadatan populasi dapat dibedakan atas
populasi kasar yaitu besarnya populasi per-satuan ruang keseluruhan, dengan
kepadatan ekologis yaitu besarnya populasi per-satuan ruang habitat yang dapat
ditempati oleh populasi bersangkutan. Dalam menentukan kepadatan populasi dalam
skala ruang yang relatif sempit maka kita dapat melakukan perhitungan cacah
individu atau biomas secara menyeluruh, namun pada ruang yang relative luas
kita dihadapkan pada keterbatasan.
B.
KOMUNITAS
1. Konsep
komunitas
Komunitas ialah beberapa kelompok
makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya
populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk
suatu masyarakat atau suatu komunitas.
Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh
gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk
dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi
sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh
baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya.
2. Karakteristik
komunitas
a. Kualitatif,
seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
b. Kuantitatif,
seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan
nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh,
atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
c. Sintesis
adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah
yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan.
Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas
atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami
homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang
lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya
C.
JARING
MAKANAN
Jaring makanan adalah gabungan dari
berbagai rantai makanan (Odum, 1993). Semua rantai makanan dalam suatu
ekosistem tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan antar rantai
makanan. Bahkan di dalam ekosistem, ketiga kelompok rantai makanan yang telah
disebutkan sebelumnya pada tulisan rantai makanan juga saling berkaitan. Dengan
kata lain, apabila setiap rantai makanan yang ada di dalam ekosistem
disambungkan atau digabungkan menjadi rantai makanan yang kompleks, maka akan
terbentuk jaring makanan.
Jaring makanan dalam suatu ekosistem
dapat menggambarkan kestabilan ekosistem tersebut. Makin banyak rantai makanan
dan makin besar kemungkinan terbentuknya gabungan dalam jaring makanan. Semakin
besar jaring makanan yang terbentuk, maka semakin stabil pula ekosistem
tersebut.
Struktur
Jaring Makanan
Jaring
makanan tersebut akan disusun dalam tiga kategori utama, tergantung pada jenis
organisme yang dikandungnya. Ketiga kategori dikenal sebagai tingkat trofik. Tiga
tingkat trofik utama adalah mereka yang terdiri dari:
1.
Produsen, produsen adalah organisme yang dapat
membuat senyawa organik sendiri atau makanan menggunakan energi dan senyawa
anorganik sederhana. Produsen kadang-kadang disebut autotrof, yang berarti
“self-pengumpan.” Sebagai contoh, tanaman hijau autotrof karena mereka
memproduksi senyawa yang mereka butuhkan melalui fotosintesis.
2.
Konsumen, Konsumen
adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan harus makan
organisme lain untuk mendapatkan nutrisi yang mereka gunakan. Tingkat trofik
konsumen dapat dibagi tergantung pada jenis organisme disertakan. Tepat di atas
produsen adalah herbivora, organisme yang memakan tumbuhan saja. Herbivora
kadang-kadang disebut konsumen orde pertama atau konsumen utama karena mereka
menempati tingkat pertama di atas tingkat trofik produser.
Di atas
konsumen utama adalah karnivora dan omnivora. Karnivora adalah hewan yang
memakan hewan lain, dan omnivora adalah hewan yang memakan tumbuhan dan hewan.
Dalam jaring makanan, karnivora dan omnivora dapat pada setiap tingkat trofik
yang lebih tinggi.
3.
Pengurai, organisme
yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh
produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau
pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur
D.
SIKLUS
BIOGEOKIMIA
1. Daur
Karbon
Daur karbon dimulai dari
karbondioksida baik yang ada di udara maupun yang larut dalam air. Dengan
melalui proses fotosintesis, karbondioksida membentuk senyawa-senyawa tertentu
yang membentuk materi-materi organisma.
Pada saat fotosintesis, energi
menjadi satu di dalam senyawa organik yang dihasilkan oleh tanaman hijau dimana
tanaman hijau ini akan dimakan oleh konsumen, hewan dan manusia.
Bila hewan dan manusia mengadakan
aktivitas maka mereka akan melepas ejumlah energi, dan bersama dengan
pengeluaran energi tadi karbon dioksida terlepas kembali ke udara dan air.
Jadi apabila organisma-organisma
ini mati dan membusuk maka akan dimakan oleh bakteri-bakteri.
Dalam keadaan lain setelah dalam
periode waktu yang lama, sampai berjuta-juta tahun, senyawa karbon akan dapat
membentuk senyawa alam seperti batubara, gambut, minyak tanah dan lain-lain.
Produksi alam ini kemudian diserap lagi oleh tumbuhan-tumbuhan sebagai
substrat, dan pada saat terjadi evaporasi karbon akan keluar, sehingga daur
karbon dimulai lagi dari atmosfer dan hidrosfer ke dalam jasad hidup, dan
seterusnya.
2. Daur
hidrologi
Siklus
air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi,
prespitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Pemanasan
air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi dapat
berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai prespitasi
dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan salju bercampur es (sleet), hujan
gerimis, atau kabut.
Pada
perjalanan menuju bumi, beberapa prspitasi dapat berevaporasi kembali ke atas
atau langsung jatuh ke bumi yang kemudian ditangkap oleh tanaman sebelum
mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi tersebut bergerak
secara kontinu dalam tiga cara berbeda, yaitu:
· Evaporasi
Air yang ada di laut, di daratan,
di sungai, di tanaman, dan di tempat-tempat lain akan menguap ke atmosfer dan
kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh awan uap air tersebut akan
menjadi bintik-bintik air yang yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es, dan lain-lain.
· Infiltrasi/perkolasi
Air bergerak ke dalam tanah melalui
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau secara vertical dan horizontal di bawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
· Air
permukaan
Air bergerak di atas permukaan
tanah di dekat aliran utama dan danau. Makin landai lahan dan makin sedikit
pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah
dapat dilihat pada daerah urban (perkotaan). Sungai-sungai kecil bergabung dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar aliran
sungai menuju laut. Proses perjalanan air di daratan terjadi dalam
komponen-komponen yang membentuk sistem DAS (Daerah Aliran Sungai).
3. Daur
Oksigen
Karbon merupakan bahan dasar
pembentuk molekul organik untuk kehidupan. Tumbuh-tumbuhan mikroskopikyang
terapung di lautan yang dikenal sebagai fitoplankton mendapatkan karbon dari
sejumlah besar karbon dioksida yang terlarut di dalam air. Tumbuh-tumbuhan hijau
menggunakan energi matahri untuk menyatukan CO2 di air untuk membentuk zat hara organik seperti glukosa
dalam proses fotosintesis, yang digambarkan dalam reaksi berikut:
→6CO2 + 6H2O C6H12O6 +
6O2
Produsen, konsumen dan dekomposer
merubah karbon ini dalam makanannya dan mengembalikannya ke alam dalam bentuk
karbon dioksida dan air dalam proses respirasi sel. Respirasi sel ini
memberikan tenaga makhluk hidup untuk melakkan suatu aktivitas dengan
menggunakan molekul gula untuk di rombak dengan oksigen.
→C6H12O6
+ 6O2 6CO2 + 6H2O +
tenaga
Tanaman membebaskan oksigen pada
waktu fotolisis di air selama fotosintesis. Gas oksigen dipergunakan dalam
respirasi pada seluruh organisma dalam oksidasi organik, dimana oksigen ini
sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Oksigen yang bebas sebenarnya bukan
oksigen ang murni tetapi terkadang dapat berupa CO2, oksigen yang
murni kemungkinan hanya terdapat pada cahaya ultra violet di pagi hari.
Oksigen bebas kemudian diambil oleh
makhluk hidup. Setelah oksigen ini memasuki tubuh makhluk hidup maka tejadi
suatu pertukaran zat yaitu pada waktu respirasi.
4. Daur
Nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam
bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai
senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
•
Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer
nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah
nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi
nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan
Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan
memfiksasi nitrogen.
•
Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh
fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul
protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya
menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses
ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan
senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah
terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau
oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
5. Daur
Fosfor
Posfor merupakan elemen penting
dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP
(Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk
ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi
dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk
sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung
fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut
dalam air tanah
Komentar
Posting Komentar